Komparasi CDI Kawasaki Ninja 250
Halaman 1 dari 1
Komparasi CDI Kawasaki Ninja 250
Komparasi CDI Kawasaki Ninja 250
________________________________________
OTOMOTIFNET - Dibekali tongkrongan dan tenaga yahud, bukan berarti Kawasaki Ninja 250 tak bisa diutak-atik lagi. Terutama power mesin, biar makin garang, bisa didoping pakai CDI racing yang belakangan makin berjibun di pasaran.
Kini telah hadir 3 produk. Ada BRT, Andrion dan Cheetah Power (CP). Semua diklaim mampu meningkatkan power dan torsi bervariasi. Wajar jika Danny ‘Kawasaki’, salah satu pemilik besutan itu butuh gambaran tiap produk saat akan membelinya.
Makanya, buat membantu Ninjamania, kami uji ketiga CDI itu. Karena penasaran, Danny pun merelakan Ninja 250-nya yang baru berumur 1 tahun itu dijadikan media tes menggunakan dynometer Sportdyno V3.3 milik tim balap AHRS, Depok, Jabar.
Sebelum motor dipasang alat (kondisi standar), hasil dyno yang diperoleh, power maksimal 29,8 dk/11.573 rpm dan torsinya 19,52 Nm/10.162 rpm (lihat tabel).
ANDRION IM-8
Oleh produsennya juga disebut TCI, karena sudah mengusung teknologi serupa bawaan motor. Di pasaran bisa ditebus satu set (2 modul) Rp 1,9 juta. “Saya pasang 2 modul karena pada Ninja 250 terdapat dua koil. Sehingga modul bisa bekerja maksimal pada tiap koil,” aku Andres Sianipar, R & D div. XP Ignition CBT. Co. Ltd.
Setelah beberapa kali run, power maksimal yang diperoleh sebesar 31,4 dk/11.389 rpm. Sedang torsi pada 20,61 Nm/10.245 rpm. Hal ini menunjukkan ada peningkatan power 1,6 dk dan torsi sebesar 1,09 Nm.
“Di putaran bawah sam¬pai tengah, peranti ini nyambung terus. Namun saat putaran atas sedikit berkurang karena terkena limiter. Untuk mendapat torsi maksimal, bisa menurunkan gir belakang 1-3 mata,” imbuh Kuro.
CHEETAH POWER (CP)
Peranti kotak warna biru ini berbeda dengan kompetitornya, yakni mengusung teknologi CDI murni layaknya motor-motor pada umumnya. Sehingga, di pasaran dijual satu set berikut 2 koil Kawasaki Kaze R seharga Rp 2,5 juta.
“Untuk mendapatkan settingan yang maksimal, CP bisa diprogram secara manual atau via komputer,” ujar Ruddy Tanumihardjo, distributor CP yang bermarkas di Jl. Muara Karang Blok D7 Timur No. 74, Jakut.
Hasil tes, power maksimal 31,0 dk/11.676 rpm dan torsi 19,87 Nm/10.680 rpm. Ada peningkatan power 1,2 dk dan 0,35 Nm buat torsinya.
“Walau akselerasi bawah, menengah hingga atas tidak seagresif kompetitor, namun tenaga terasa ngisi terus. Akan lebih mantap bila spuyer karburator diganti ukuran yang lebih besar, minimal 1 step,” tutup mekanik humoris ini.
BRT
Produk jebolan PT Tri Mentari Niaga ini bertipe dualband dan dibanderol Rp 1,5 juta. Namun part ini lebih pas disebut TCI (transistor control ignition).
“Sistem pengapian di Ninja 250 beda dengan motor-motor lain. Pada tunggangan ini bukan mengusung sistem CDI, melainkan TCI, di mana pengapian mengandalkan transistor. Beda dengan CDI yang pakai kapasitor,” kata Tomy Huang, juragan BRT yang bermarkas di Jl. Mayor Oking No.102, Ciriung, Cibinong, Bogor, Jabar.
Hasil tes yang diperoleh, menunjukkan power sebesar 31,0 dk/11.418 rpm. Sedang torsi maksimumnya 20,36 Nm/10.279 rpm. Dibanding kondisi standar, ada peningkatan power sebesar 1,2 dk dan torsi 0,84 Nm.
“Meski akselerasi bawah kurang nendang, tapi di putaran tengah hingga atas nyambung terus hingga melewati limit standar motor. Akan lebih maksimal, bila main dan pilot jet dinaikkan 1 step,” ujar Kuro, operator sekaligus mekanik tim balap AHRS.
Penulis/Foto: Banar / Banar
___________________________
_____________
http://www.otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=ototest/Content/0/0/1/7/7679
________________________________________
OTOMOTIFNET - Dibekali tongkrongan dan tenaga yahud, bukan berarti Kawasaki Ninja 250 tak bisa diutak-atik lagi. Terutama power mesin, biar makin garang, bisa didoping pakai CDI racing yang belakangan makin berjibun di pasaran.
Kini telah hadir 3 produk. Ada BRT, Andrion dan Cheetah Power (CP). Semua diklaim mampu meningkatkan power dan torsi bervariasi. Wajar jika Danny ‘Kawasaki’, salah satu pemilik besutan itu butuh gambaran tiap produk saat akan membelinya.
Makanya, buat membantu Ninjamania, kami uji ketiga CDI itu. Karena penasaran, Danny pun merelakan Ninja 250-nya yang baru berumur 1 tahun itu dijadikan media tes menggunakan dynometer Sportdyno V3.3 milik tim balap AHRS, Depok, Jabar.
Sebelum motor dipasang alat (kondisi standar), hasil dyno yang diperoleh, power maksimal 29,8 dk/11.573 rpm dan torsinya 19,52 Nm/10.162 rpm (lihat tabel).
ANDRION IM-8
Oleh produsennya juga disebut TCI, karena sudah mengusung teknologi serupa bawaan motor. Di pasaran bisa ditebus satu set (2 modul) Rp 1,9 juta. “Saya pasang 2 modul karena pada Ninja 250 terdapat dua koil. Sehingga modul bisa bekerja maksimal pada tiap koil,” aku Andres Sianipar, R & D div. XP Ignition CBT. Co. Ltd.
Setelah beberapa kali run, power maksimal yang diperoleh sebesar 31,4 dk/11.389 rpm. Sedang torsi pada 20,61 Nm/10.245 rpm. Hal ini menunjukkan ada peningkatan power 1,6 dk dan torsi sebesar 1,09 Nm.
“Di putaran bawah sam¬pai tengah, peranti ini nyambung terus. Namun saat putaran atas sedikit berkurang karena terkena limiter. Untuk mendapat torsi maksimal, bisa menurunkan gir belakang 1-3 mata,” imbuh Kuro.
CHEETAH POWER (CP)
Peranti kotak warna biru ini berbeda dengan kompetitornya, yakni mengusung teknologi CDI murni layaknya motor-motor pada umumnya. Sehingga, di pasaran dijual satu set berikut 2 koil Kawasaki Kaze R seharga Rp 2,5 juta.
“Untuk mendapatkan settingan yang maksimal, CP bisa diprogram secara manual atau via komputer,” ujar Ruddy Tanumihardjo, distributor CP yang bermarkas di Jl. Muara Karang Blok D7 Timur No. 74, Jakut.
Hasil tes, power maksimal 31,0 dk/11.676 rpm dan torsi 19,87 Nm/10.680 rpm. Ada peningkatan power 1,2 dk dan 0,35 Nm buat torsinya.
“Walau akselerasi bawah, menengah hingga atas tidak seagresif kompetitor, namun tenaga terasa ngisi terus. Akan lebih mantap bila spuyer karburator diganti ukuran yang lebih besar, minimal 1 step,” tutup mekanik humoris ini.
BRT
Produk jebolan PT Tri Mentari Niaga ini bertipe dualband dan dibanderol Rp 1,5 juta. Namun part ini lebih pas disebut TCI (transistor control ignition).
“Sistem pengapian di Ninja 250 beda dengan motor-motor lain. Pada tunggangan ini bukan mengusung sistem CDI, melainkan TCI, di mana pengapian mengandalkan transistor. Beda dengan CDI yang pakai kapasitor,” kata Tomy Huang, juragan BRT yang bermarkas di Jl. Mayor Oking No.102, Ciriung, Cibinong, Bogor, Jabar.
Hasil tes yang diperoleh, menunjukkan power sebesar 31,0 dk/11.418 rpm. Sedang torsi maksimumnya 20,36 Nm/10.279 rpm. Dibanding kondisi standar, ada peningkatan power sebesar 1,2 dk dan torsi 0,84 Nm.
“Meski akselerasi bawah kurang nendang, tapi di putaran tengah hingga atas nyambung terus hingga melewati limit standar motor. Akan lebih maksimal, bila main dan pilot jet dinaikkan 1 step,” ujar Kuro, operator sekaligus mekanik tim balap AHRS.
Penulis/Foto: Banar / Banar
___________________________
_____________
http://www.otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=ototest/Content/0/0/1/7/7679
ninjawarrior- Velg jari-jari
- Jumlah posting : 43
Join date : 25.07.09
Lokasi : Ciledug
Similar topics
» Kawasaki Ninja ZX-10R Superstock
» KANIBAL (KAwasaki NInja BAnten Lion)
» Selamat datang di komunitas Kawasaki
» Dengarkan suara Kawasaki Ninja ZX-RR Screamer Engine!!!
» bodykit Kawasaki NINJA RR Murah... Kualitas di jamin Mantabzzzz...
» KANIBAL (KAwasaki NInja BAnten Lion)
» Selamat datang di komunitas Kawasaki
» Dengarkan suara Kawasaki Ninja ZX-RR Screamer Engine!!!
» bodykit Kawasaki NINJA RR Murah... Kualitas di jamin Mantabzzzz...
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik